BIOGEOKIMIA
*Daur BioGeoKimia
Daur Biogeokimia - Pada waktu produsen dimakan oleh
konsumen pertama, materi akan berpindah ke konsumen kedua. Dalam respirasi,
karbohidrat akan diubah kembali menjadi CO2 dan air. Akan tetapi,
mineral yang terikat dalam biomassa akan berpindah terus melalui masing-masing
tingkatan trofik. Pada waktu organisme mati, kemudian diuraikan oleh pengurai,
energinya akan habis, sedangkan mineral akan diubah menjadi bahan anorganik.
Mineral anorganik ini kemudian akan dimanfaatkan kembali oleh produsen untuk
membentuk biomassanya. Begitulah seterusnya terjadi berulang hingga membentuk
suatu daur. Daur materi yang terjadi di alam disebut daur biogeokimia.
Daur ini dapat dibedakan berdasarkan materi atau mineral anorganiknya menjadi daur
air, daur karbon, daur nitrogen, dan daur fosfor.
a. Daur Air
Air sangat penting bagi kehidupan manusia, karena
makhluk hidup umumnya mengandung air. Seperti daur lainnya, daur air tidak
berawal dan tidak berujung. Air yang turun ke bumi berasal dari hujan maupun
pencairan es yang membeku. Sebagian air tersebut diserap oleh tumbuhan melalui
akar. Setelah beberapa waktu, air dilepaskan dalam bentuk uap air melalui
proses transpirasi pada daun. Sebagian lagi diminum hewan dan manusia,
kemudian dilepaskan selama respirasi dan ekskresi.
Sebagian air
hujan jatuh di kolam atau sungai yang menuju lautan. Air hujan juga diserap
oleh tanah dan mengalir di bawah tanah menuju laut. Sebagian besar air akan
terkumpul di laut. Proses penguapan air atau evaporasi juga akan terjadi
di laut. Melalui evaporasi, uap air akan berkumpul di udara dalam bentuk awan
dan akan turun lagi dalam bentuk hujan atau salju. Perhatikan Gambar Berikut.
Daur air
yang dibantu oleh sinar matahari.
|
b. Daur Karbon
Karbon dioksida yang banyak terdapat di atmosfer
merupakan hasil dari respirasi manusia, hewan, erupsi vulkanik (letusan
gunung), dan hasil pembakaran. Fotosintesis pada tumbuhan menggunakan karbon
dioksida sebagai bahan bakunya untuk membentuk molekul organik. Molekul
organik, seperti selulosa dan karbohidrat lainnya akan digunakan oleh hewan dan
manusia melalui proses. Jika hewan atau manusia memakan tumbuhan tersebut,
komponen karbon menjadi bagian tubuhnya. Perhatikan Gambar Berikut.
Sebagian
karbon dikeluarkan hewan dan manusia melalui ekskresi dan defekasi. Jasad hewan
maupun tumbuhan akan diuraikan oleh pengurai yang melepas karbon dioksida ke
atmosfer. Terkadang tidak semua hewan dan tumbuhan terurai, namun menjadi fosil
seperti batu bara, minyak bumi, dan gas. Bahan-bahan ini akhirnya kembali ke
atmosfer karena pengeboran dan penggunaan oleh manusia.
c. Daur Nitrogen
Nitrogen
merupakan elemen penting bagi tubuh karena merupakan pembentuk protein dan asam
nukleat. Meski 78% udara di atmosfer adalah nitrogen, namun secara biologis
tidak aktif. Hanya sebagian organisme, seperti bakteri dan Cyanobacteria yang
dapat menggunakan nitrogen bebas di udara.
Bakteri,
seperti Azotobacter sp. mengubah nitrogen di atmosfer menjadi amonia (NH3).
Amonia diubah menjadi senyawa ion nitrit (NO2- ) oleh bakteri tanah
yang disebut juga bakteri nitrit. Kemudian, diubah lagi menjadi ion nitrat (NO3-).
Kemudian, tumbuhan akan menyerap senyawa ion nitrit untuk diubah menjadi
molekul organik, seperti nukleotida dan asam amino. Jika tanaman dimakan hewan
atau manusia, asam amino akan dimanfaatkan. Sebagian akan dikeluarkan dalam
bentuk amino sebagai sisa katabolisme. Setelah hewan dan tumbuhan mati, nitrat
diubah menjadi amino lalu menjadi nitrogen bebas oleh bakteri denitrifikasi,
seperti Nitrosomonas dan Nitrosococcus. Perhatikan Gambar
Berikut.
d. Daur Fosfor
Makhluk hidup memerlukan fosfor sebagai pembentuk asam
nukleat, fosfolipid, dan ATP, serta penyusun tulang dan gigi (pada hewan
tingkat tinggi). Di alam, fosfat berada dalam dua bentuk, yaitu senyawa fosfor
organik pada makhluk hidup dan senyawa fosfat anorganik (PO43+) pada
air dan tanah. Fosfat yang terkandung di bebatuan terkikis oleh air hujan dan
mengendap di tanah. Tumbuhan menggunakan dan membentuknya menjadi senyawa
organik bagi konsumen. Melalui ekskresi dan aktivitas dekomposer, fosfat tersebut
kembali ke tanah. Perhatikan Gambar Berikut.
e. Daur
Belerang (Sulfur)
daur-belerang
Sulfur terdapat dalam bentuk sulfat anorganik. Sulfur direduksi oleh
bakteri menjadi sulfida dan kadang-kadang terdapat dalam bentuk sulfur dioksida
atau hidrogen sulfida. Hidrogen sulfida ini seringkali mematikan mahluk hidup
di perairan dan pada umumnya dihasilkan dari penguraian bahan organik yang
mati.
Tumbuhan menyerap sulfur dalam bentuk sulfat (SO4).
Tumbuhan menyerap sulfur dalam bentuk sulfat (SO4).
Perpindahan sulfat terjadi melalui proses rantai makanan, lalu semua mahluk
hidup mati dan akan diuraikan komponen organiknya oleh bakteri. Beberapa jenis
bakteri terlibat dalam daur sulfur, antara lain Desulfomaculum dan Desulfibrio
yang akan mereduksi sulfat menjadi sulfida dalam bentuk hidrogen sulfida (H2S).
Kemudian H2S digunakan bakteri fotoautotrof anaerob seperti Chromatium dan
melepaskan sulfur dan oksigen. Sulfur di oksidasi menjadi sulfat oleh bakteri
kemolitotrof seperti Thiobacillus.
f. Daur Karbon dan Oksigen
Proses
timbal balik fotosintesis dan respirasi seluler bertanggung jawab atas
perubahan dan pergerakan utama karbon. Naik turunnya CO2 dan O2
atmosfer secara musiman disebabkan oleh penurunan aktivitas Fotosintetik. Dalam
skala global kembalinya CO2 dan O2 ke atmosfer melalui
respirasi hampir menyeimbangkan pengeluarannya melalui fotosintesis.
Akan tetapi pembakaran kayu dan bahan bakar fosil menambahkan lebih banyak
lagi CO2 ke atmosfir. Sebagai akibatnya jumlah CO2 di
atmosfer meningkat. CO2 dan O2 atmosfer juga berpindah
masuk ke dalam dan ke luar sistem akuatik, dimana CO2 dan O2
terlibat dalam suatu keseimbangan dinamis dengan bentuk bahan anorganik
lainnya.
Gambar Daur Karbon dan Oksigen
*Siklus Biogeokimia
Siklus biogeokimia atau siklus
organic - anorganik adalah siklus unsur atau senyawa kimia yang mengalir dari
komponen abiotik ke biotik dan kembali lagi ke komponen abiotik. Siklus
unsur-unsur tersebut tidak hanya melalui organisme, tetapi juga melibatkan
reaksi-reaksi kimia dalam lingkungan abiotik sehingga disebut siklus
biogeokimia.
Siklus karbon adalah siklus biogeokimia dimana karbon dipertukarkan antara
biosfer, geosfer, hidrosfer, dan atmosfer bumi.
Gambar
Siklus Biogeokimia
Macam – macam siklus biogeokimia yaitu :
a.
Siklus
Nitrogen
b.
Siklus
Fosfor
c.
Siklus
Karbon
d.
Siklus
Oksigen
e.
Siklus
Air
f.
Siklus
Sulfur (Belerang)
Penjelasan tentang Siklus Biogeokimia :
1. Siklus Nitrogen (N2)
Gas nitrogen banyak terdapat di atmosfer, yaitu 80% dari udara. Nitrogen bebas dapat ditambat/difiksasi terutama oleh tumbuhan yang berbintil akar (misalnya jenis polongan) dan beberapa jenis ganggang. Nitrogen bebas juga dapat bereaksi dengan hidrogen atau oksigen dengan bantuan kilat/ petir.
Gas nitrogen banyak terdapat di atmosfer, yaitu 80% dari udara. Nitrogen bebas dapat ditambat/difiksasi terutama oleh tumbuhan yang berbintil akar (misalnya jenis polongan) dan beberapa jenis ganggang. Nitrogen bebas juga dapat bereaksi dengan hidrogen atau oksigen dengan bantuan kilat/ petir.
Tumbuhan memperoleh nitrogen dari dalam
tanah berupa amonia (NH3), ion nitrit (N02- ), dan ion nitrat (N03- ).
Beberapa bakteri yang dapat menambat
nitrogen terdapat pada akar Legum dan akar tumbuhan lain, misalnya Marsiella
crenata. Selain itu, terdapat bakteri dalam tanah yang dapat
mengikat nitrogen secara langsung, yakni Azotobacter sp. yang
bersifat aerob dan Clostridium sp. yang bersifat anaerob. Nostoc
sp. dan Anabaena sp. (ganggang biru) juga mampu menambat nitrogen.
Nitrogen yang diikat biasanya
dalam bentuk amonia. Amonia diperoleh dari hasil penguraian jaringan yang
mati oleh bakteri. Amonia ini akan dinitrifikasi oleh bakteri nitrit, yaitu Nitrosomonas
dan Nitrosococcus sehingga menghasilkan nitrat yang akan diserap
oleh akar tumbuhan. Selanjutnya oleh bakteri denitrifikan, nitrat diubah
menjadi amonia kembali, dan amonia diubah menjadi nitrogen yang dilepaskan ke
udara. Dengan cara ini siklus nitrogen akan berulang dalam ekosistem. Lihat Gambar.
|
![]()
Gbr. Siklus
Nitrogen di Alam
|
|
|
2. Siklus Fosfor
Di alam, fosfor terdapat dalam dua bentuk, yaitu senyawa fosfat organik (pada tumbuhan dan hewan) dan senyawa fosfat anorganik (pada air dan tanah).
Di alam, fosfor terdapat dalam dua bentuk, yaitu senyawa fosfat organik (pada tumbuhan dan hewan) dan senyawa fosfat anorganik (pada air dan tanah).
Fosfat organik dari
hewan dan tumbuhan yang mati diuraikan oleh dekomposer (pengurai) menjadi
fosfat anorganik. Fosfat anorganik yang terlarut di air tanah atau air laut
akan terkikis dan mengendap di sedimen laut. Oleh karena itu, fosfat banyak
terdapat di batu karang dan fosil. Fosfat dari batu dan fosil terkikis dan
membentuk fosfat anorganik terlarut di air tanah dan laut. Fosfat anorganik ini
kemudian akan diserap oleh akar tumbuhan lagi. Siklus ini berulang terus
menerus. Lihat Gambar


Gbr.
Siklus Fosfor di Alam
3. Siklus Karbon dan Oksigen
Di atmosfer terdapat kandungan COZ sebanyak 0.03%. Sumber-sumber COZ di udara berasal dari respirasi manusia dan hewan, erupsi vulkanik, pembakaran batubara, dan asap pabrik.
Di atmosfer terdapat kandungan COZ sebanyak 0.03%. Sumber-sumber COZ di udara berasal dari respirasi manusia dan hewan, erupsi vulkanik, pembakaran batubara, dan asap pabrik.
Karbon dioksida di udara dimanfaatkan oleh
tumbuhan untuk berfotosintesis dan menghasilkan oksigen yang nantinya akan
digunakan oleh manusia dan hewan untuk berespirasi.
Hewan dan tumbuhan yang mati, dalam waktu
yang lama akan membentuk batubara di dalam tanah. Batubara akan dimanfaatkan
lagi sebagai bahan bakar yang juga menambah kadar C02 di udara.
Di ekosistem air, pertukaran C02 dengan
atmosfer berjalan secara tidak langsung. Karbon dioksida berikatan dengan air
membentuk asam karbonat yang akan terurai menjadi ion bikarbonat. Bikarbonat
adalah sumber karbon bagi alga yang memproduksi makanan untuk diri mereka
sendiri dan organisme heterotrof lain. Sebaliknya, saat organisme air
berespirasi, COz yang mereka keluarkan menjadi bikarbonat. Jumlah bikarbonat
dalam air adalah seimbang dengan jumlah C02 di air. Lihat Gambar

Gbr. Siklus
Karbon dan Oksigen di Alam
4. Siklus AirAir merupakan salah satu senyawa kimia yang terdapat di alam secara melimpah-limpah. Namun ketersediaan air yang memenuhi syarat bagi keperluan manusia relatif sedikit karena dibatasi oleh berbagai faktor. Lebih dari 97% air dimuka bumi ini merupakan air laut yang tidak dapat digunakan oleh manusia secara langsung. Dari 3% air yang tersisa, 2% diantaranya tersimpan sebagai gunung es (glacier) di kutub dan uap air yang juga tidak dapat dimanfaatkan secara langsung. Air yang benar-benar tersedia bagi keperluan
manusia hanya 0,62%, meliputi air yang terdapat di danau, sungai, dan air tanah. Jika ditinjau dari segi kualitas, air yang memadai bagi konsumsi manusia hanya 0,003% dari seluruh air yang ada.Air tawar yang tersedia selalu mengalami siklus hidrologi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar